Jumat, 21 Desember 2012

Napak tilas Warih Ida I Dewa Gde Tangkeban


SEJARAH SINGKAT SATRIA TAMAN BALI WARIH IDA I DEWA GDE TANGKEBAN VII DI jero wisnu bhuana KEROBOKAN DAPDAP PUTIH DESA PUCAKSARI KECAMATAN BUSUNG BIU KABUPATEN BULELENG

Ida I Dewa Gde Rai ,setelah menjadi raja bergelar seperti gelar ayahnya ( Ida I Dewa Gde Tangkeban VII )  dan memperistri dua bersaudara yaitu   I Desak Kompyang Sepi dan I Desak Nyoman Simpen yg berasal dari  Tambahan bangli  dan beliau masih mempunyai banyak selir lainnya,

Selanjutnya akan di ceritakan perjalan warih dari Ida I Dewa Gde Tangkeban VII dari Desak Kompyang Sepi; dalam keadaan Hamil 6 bulan berdasarkan cerita dan bukti dari pengelingsir di puri soka dan juga pengemong pura dalem Suladri yg terletak dibangli berdekatan dengan lokasi puri semarebawa bangli, karena sesuatu hal menyebabkan Desak kompyang sepi mengambil keputusan untuk keluar dari lingkungan puri demi menyelamatkan dirinya beserta cabang bayi yg dikandungannya maka bersembunyilah beliau di dalam gedong bata pura dalem suladri, setelah beberapa hari terlewatkan dan dirasa keadaan sudah agak aman Desak kompyang sepi keluar dari persembunyiannya dan melanjutkan perjalanan menuju kearah Giayar tepatnya Desa Beng, dan kembali melanjutkan perjalanan dan akhirnya mengabdikan diri di Puri Giayar mengasuh putra raja yg bernama A A Gede Tali, kemudian karena datangnya Belanda Ke Gianyar dan merasa keadaan tidak aman maka ditinggalkanlah Puri gianyar.

Setelah keluar dari Puri Giayar Desak Kompyang Sepi  dalam keadaan Hamil tua melanjutkan perjalan beliau menuju kearah barat  dan sampailah beliau di  sebuah desa tepatnya Desa Belok Badung dan Di sana beliau akhirnya melahirkan Seorang Putra yg berparas Tampan  yg di beri nama I Dewa Gde Konta. Setelah terdengar kabar bahwa Bangli dikuasai oleh Belanda Maka Desak Kompyang Sepi Memutuskan Untuk Kembali ke Kampung halamanya yaitu desa Tambahan Bangli maka dilanjutkanlah perjalanan beliau yg kini ditemani oleh Putra semata wayang beliau Dari Ida I Dewa Gde Tangkeban yg bernama I Dewa Gde Konta.

Setibanya di Tambahan didesa kelahiranya, Desak kompyang Sepi merawat  I Dewa Gde Konta Dengan penuh kasih sayang, dan karena sesuatu hal maka menikahlah kembali Desak Kompyang sepi  dan dari pernikahannya ini melahirkan seorang putra I Dewa Made  (putu)Ledang .

Setelah beranjak dewasa I Dewa Gde Konta Memiliki ketertarikan terhadap seni baik tabuh, tari, dan pertukangan karena kepiawaiannya nama I Dewa Gde Konta akhir sampai ke puri bangli dan beliau di undang untuk melakukan pertunjukan seni disana karena pertalian darah akhirnya dikenalilah I Dewa Gde Konta oleh keluarga puri, karena sudah terbiasa  dengan kehidupan di luar Puri maka I Dewa Gde Konta tetap memilih Untuk merantau dan menjalankan Bakat seninya mengikuti langkah kakinya.

Dalam perjalannya merantau  I Dewa Gde Konta terpikat oleh kecantikan seorang dara yg berasal dari desa Timuhun Klungkung yg bernama Ni Pande Nyoman Pica, yg akhirnya dinikahi oleh beliau. Akhirnya dari bangli perjalanan sepasang suami istri ini kearah barat  sampai ke desa pemaron dan sempat menetap beberapa lama, dan kemudian karena masih ingin mengikuti langkah kaki  ditinggalkanlah desa pemaron menuju kearah desa Bengkel menemui salah satu kerabat dari Ni Pande Nyoman Pica, ( kebenaran dari cerita ini dapat di percaya karena sampai hari ini masih ada kerabat dari Ni Pande Nyoman Pica yg dulunya tinggal di bengkel kini tinggal di wilayah krobokan Kel Nengah Widya ) karena alasan untuk menyambung hidup dan mencari pekerjaan maka perjalanan pun dilanjutkan menujuwilayah busung biu tepatnya desa Beteng kecamatan busung biu kabupaten buleleng.
Maka diceritakanlah Pasangan I Dewa Gde Konta dan Istrinya Ni Pande Nyoman Pica di Desa Beteng Melahirkan empat orang putra dan putri;

1.     I Dewa Putu Kawet
2.     I Dewa Made Rai
3.     I Dewa Nyoman Gde Wenten ( Dewa Nym Tongkok)
4.     I Desak Ketut Sandri

Pada saat anaknya masih kecil I Dewa Gde Konta  Berpulang kembali ke hadapan Ida Sanghyang Widi Wasa meninggalkan istri dan anak anaknya. Maka perjuangan yg panjang pun dilalului oleh Ni Pande Nyoman Pica untuk menyambung hidup dan mengasuh putra putri beliau.

Sejalan dengan waktu maka putra dan putri dari I Dewa Gde Konta pun tumbuh dewasa dan siap untuk menempuh hidupnya masing masing.

Putra Pertama, I Dewa Putu Kawet Beristri  Desak Nyoman Toya menetap di desa Beteng,
Menpunyai tiga orang putra dan putri yaitu:
1.     Dewa Nyoman Purna
2.     Desak Ketut Masning
3.     Dewa Putu Sukadana
 

Sedangkan Putra Kedua beliau,  I Dewa Made Rai kembali ke tambahan bangli serta tinggal disana dan menikah dengan Ketut Ludri dan mempunyai beberapa putra dan putri
  1. Desak Pt mastri ( menikah di tambahan)
  2. Dewa Made Tisna
  3. Desak Nyoman Pasti ( menikah ke Sam sam )
  4. Desak Putu Mastiari (Menikah Ke Tarukan)
  5. Desak Made Artini (Menikah ke Bengkel)
  6. Dewa Nyoman Paterana
  7. Dewa Ketut Adnya Swara
  8. Dewa Made Darma Laksana
  9. Dewa Nyoman Siman


Diceritakan Putra Ketiga Dari I Dewa Gde Konta Dan Ni Pande Nym Pica Yg bernama I Dewa Nyoman Gde ( Dewa Tongkok ) Memperistri Dua Orang Yaitu Jero Wayan Rinten Dari Dencarik dan Desak Putu Sami Dari Tambahan Bangli dan menetap di desa Krobokan  kecamatan Busung biu kabupaten Buleleng serta mendirikan sebuah pemerajan lengkap untuk memuja IDA SESUHUNAN BETARA KAWITAN di Tirta Harum, kehen, dan lainnya, yg bertujuan untuk mempersatukan warih ida betara yg ada di Buleleng supaya tidak lupa dengan Kawitan di Merajan Agung Puri Soka Dan juga Kawitan Maha gotra tirta harum. Dari pernikahannya ini  Dewa Nyoman Gde Mempunyai Beberapa Putra Dan Putri;
  1. I Dewa Putu Adnyana
  2. I Desak Made Widani ( menikah ke pelapuan)
  3. I Dewa Putu Suparta
  4. I Dewa Made Mertha Suardana
  5. I Dewa Nyoman Arthaning Dita
  6. I Dewa Ketut Setia Darma
  7. I Desak Made Andariani (menikah ke Puri Soka Bangli)
  8. I Dewa Nyoman Mahendra Putra
  9. I Desak Ketut Sagita Utari ( menikah ke pucaksari)


Dan purti dari I Dewa Gde Konta yg bungsu Yaitu I Desak Ketut  Sadri tidak Mempunyai Keturunan dan menetap di desa Beteng.

Sekarang marilah kita kembali ke belakang dan menenggok kembali kisah Dari warih Ida I Dewa Gde Tangkeban Yg bertempat Tinggal Di Desa Krobokan sesuai yg dijabarkan dengan singkat diatas bahwa Maksud dan tujuan dari pada pendirian Pemerajan Agung di Krobokan Adalah Untuk mempersatukan Keturunan beliau yg tidak berani tangkil langsung ke Merajan Agung Puri Soka Bangli Maka kami warih beliau yg bertempat tinggal di kerobokan bersedia menghantar semua warih Ida untuk muspa ke pemerajan di puri soka dan di tirta harum karena banyak yg kami sadari sebagai penulis dari silsilah ini, bahwa kita dibawah masih memerlukan persatuan untuk nyunsung Ida Sesuhunan. Puja wali di pemerajan Agung Krobokan jatuh pada Anggara Keliwon perangbakat  dan telah melaksanakan upakara ngenteg linggih pada tanggal 27 Nopember 2012. kembali ke cerita dan menceritakan warih I Dewa Nyoman Gde ( Dewa Nym Tongkok);

Putra pertama Dari I Dewa Nym Gde Dan Jero Wayan Rinten  Bernama I Dewa Putu Adnyana Memperisrti  Dewa Ayu Nyoman Surianiti Dari Jelijih Pondok Tabanan Bali dan bertempat tinggal di Desa Penamparan Padangsambian mempunyai tiga Orang Putra dan Putri yaitu;

  1. Dewa Gede Maharda Putra Padmanaba
  2. Dewa Ayu Made Suandari ( Menikah ke Tegal ambengan) dan bersuamikan Dewa Made Sukarya
  3. Dewa Nyoman Kariana Putra Padmanaba

Putri kedua dari pasangan I Dewa Nyoman Gde seperti diceritakan di atas menikah ke Pelapuan.

Putra Ketiga Dari Pasangan I Dewa Nyoman Gde dengan Jero wyn Rinten yg bernama Dewa Putu Suparta memperistri Ni Made Sundaeni yg bertempat tinggal di pulau Madura dan masih mempunyai istri yg lain, dan memiliki beberapa putra dan putri;

  1.  Dewa Putu Adi Nugraha 
  2.  Dewa Made Ari nugraha
  3.  Dewa Nyoman diva nugraha
  4.  Dewa Ayu Dea nugraha
  5.  ___________________________
  6.  ___________________________
  7.   ______________________________


Putra ke empat dari pasangan I Dewa Nym Gde dan Jero Wyn Rinten yg bernama Dewa Made Merta Suardana memperistri Ni Ketut Surimawarti dari Baluk Negara bali yg bertempat tinggal di nusa dua, dan mempunyai tiga orang putra dan putri yaitu;

  1. Dewa Gede Suyudana Sudewa
  2. Dewa Ayu Kade Paramahamsa satya Devi
  3. Dewa Ayu Komang Wipra Vaira Gyani


Putra Ke Lima dari I Dewa Nym Gde Dengan Jero Wayan Rinten Yg Bernama Dewa Nyoman Arthaning Dita Memperistri A A Ayu Chandrawati Dari Puri kayu bihi bangli, yg bertempat tinggal di Batu Bulan Gianyar, mempunyai Tiga orang Putra dan putri yaitu;

  1. Dewa Gede Agung Wikrama Aditya Devanagiri
  2. Dewa Agung Brahmandita Pradava Avadutta 
  3. Dewa Ayu Agung Stephanie Icvarya Tarradiva


Putra Ke enam  Dari I  Dewa Nym Gde Dengan Jero Wyn Rinten yg bernama Dewa Ketut Setia Darma memperistri Ni Komang Sri Ratnawati dan bertempat tinggal di bangli dan mempunyai beberapa orang putra dan putri yaitu;

  1. Dewa Putu Ega Sattwika Utama
  2. Dewa Made Dwika Joudhyiswara
  3. Dewa Ayu Komang Diarasitadevi
  4. Dewa Ketut Aryo Wisvadeva

Putri ke tujuh dari pasangan I Dewa Nym Gde Dan Jero Rinten menikah ke Puri Soka Maka Akan di ceritakan Oleh Pihak Keluarga Puri

Putra Kedelapan dari I Dewa Nym Gde Dengan Desak Putu Sami Dari tambahan Bangli yg Bernama Dewa Nyoman Mahendra Putra menikah dengan Seseorang dari Pulau Madura yg bernama Yayuk dan Menetap Disana.

Putri Kesembilan Dari Pasangan I Dewa Nym Gde Dengan Desak Putu Sami Menikah ke desa Pucaksari.


Sekarang marilah kita melihat keturunan dari I Dewa Nym Gde yg Pertama yg Bernama Dewa Putu Adnyana  yg bertempat tinggal di penamparan padangsambian yg mempunyai tiga orang putra dan putri seperti yg telah saya paparkan dengan singkat diatas,

Putra pertama dari Dewa Putu Adnyana dengan Dewa Ayu Nyoman Surianiti yg Bernama Dewa Gede Maharda Putra Padmanaba Memperistri Ni Putu Dewi Damayanti dan Mempunyai putra putri ;
  1. I Dewa Agung Gede Krishna Devakinandana Padmanabha
  2. Dewa Ayu Kade Laksmi Adikunti Ketana Padmanabha
Putra ketiga dari Dewa Putu Adnyana dengan Dewa ayu Nym Surianinti Yang bernama Dewa Nyoman Kariana Putra Padmanabha Memperistri Dewa Ayu Amerta Wiantari (dari Jero Gede Singapadu Kaler Samu Gianyar) mempunyai Putra; 
  1. Dewa Agung Gede Keyshananda Lokeyshwara Padmanabha


Maka demikianlah silsilah dari Satria Taman Bali warih Ida I Dewa Gde Tangkeban Yg berada di Jero Wisnu Bhuana  Kerobokan dadap putih buleleng, karena terbatasnya reperensi penulis maka penulis memohon maaf apabila terjadi kesalahan pengetikan atau  memaparkan , dan penulis siap untuk menerima keritik dan saran dari semeton sekalian.


Salam sejahtera untuk kita semua domogi ngemolihang rahayu

Om shanti shanti shanti om

Dewa Nyoman Kariana Putra Padmanaba

5 komentar:

  1. Ida i dewa gede Rai punika raja taman Bali sane kaping ungkur ngih? Titiang MGTH i dewa gede Yasa saking karang suung Kelod bangli

    BalasHapus
  2. Bisa minta pohon akar silsilah kawitan dalem tangkeban, suksma

    BalasHapus
  3. Ampura titiang wong sudra tp kok kawitan tityang utawi keluarga tityang punike ring pura kawitan dalem tangkeban

    BalasHapus
  4. Adakah yang mengetahui dari keturunan dalem tangkeban ke berapa dan siapa, yang menurunkan keturunannya di pulau nusa lembongan, bali?

    BalasHapus